Friday, August 26, 2011

Majelis Habib Abubakar bin Hasan Alattas


Hari Pertama Pengajian, Jamaah Tumpah Ruah

Kedatangan Habib Abubakar bin Hasan Alattas ke Ternate kali ini terasa sangat spesial. Setelah hampir setahun berpisah dengan murid-murid tercintanya yang telah bersama beliau sejak tahun 80-an, tak seperti sebelumnya, kini Habib berencana akan tinggal di sini sekitar tiga bulan lamanya “Saya ini orang Ternate, makanya saya selalu kembali ke Ternate dan kita akan puasa dan tarawih bersama-sama. Dalam setiap kesempatan saya selalu mendoakan keselamatan bagi seluruh orang Ternate,” kata Habib.

Deddy Danno, Ternate

Majelis Taklim Habib Abubakar bin Hasan Alattas yang berlangsung, Sabtu (11/6), kemarin dibanjiri ribuan jamaah yang berasal dari berbagai kalangan yang ada di Kota Ternate maupun dari luar Ternate. Kerinduan jamaah yang hampir satu tahun tak bertemu dengan Habib Abubakar akhirnya terpenuhi.
Sejak pukul 19.10 WIT, para jamaah telah mulai berdatangan. Lokasi pengajian yang telah diatur sedemikian rapi oleh panitia pun mulai terisi. Di kediaman Habib bagian kiri dan belakang, diperuntukan untuk kaum wanita. Sedangkan untuk jamaah laki-laki mengambil tempat di bagian depan rumah dan di bagian barat pada bangunan yang baru dibangun. Saat jamaah mulai berdatangan, dari dalam kediaman Habib terdengar pembacaan Ratib Alathas dan Qasidah Zarana oleh murid-murid setelah usai shalat Maghrib. Saat memasuki waktu Isya, para jamaah melakukan sholat Isya di kediaman Habib secara berjamaah dan dirangkai dengan shalat witir.
Setelah selesai shalat, persiapan pengajian pun mulai digelar. Meski pada awalnya sempat terjadi pemadaman listrik, namun 15 menit sebelum acara dimulai, listrik sudah kembali normal. Panitia juga memberikan kemudahan bagi ribuan murid yang ingin menyaksikan wajah Habib dengan menempatkan lima buah proyektor yang dilengkapi dengan soundsystem.
Sekitar pukul 20.00, Habib mulai memasuki majelis. Namun, sebelum mengadakan pengajian, terlebih dulu  dilakukan pembacaan tahlil bagi para murid yang telah berpulang ke rahmatullah. Usai pembacaan tahlil, pengajian pun dibuka. Seperti biasa, terlebih dulu, pembacaan Al Fatihah yang dikhususkan pada para Guru dan murid-murid.
Sekadar diketahui, Habib Abubakar bin Hasan Alattas sejak tahun 1980 telah memulai pengajian di Ternate. Kedatangan Habib pada tahun itu, juga ‘disambut’ dengan meletusnya Gunung Gamalama. Pengajian pertama kali digelar di Masjid Al Mutaqqin di Kelurahan Gamalama dan dilanjutkan di Kampung Tengah dan Falajawa. Awal kedatangan ke Ternate, beliau mendiami rumah Muhammad bin Mukhsin Alhadar – Ayahnya Fadel Muhammad, Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini -. Setelah menikah dengan Syarifa Khairunisa binti Ali Alhadar, Habib kemudian menempati rumah mertuanya di samping Masjid Al Muttaqin. Habib saat itu sempat mengajar di pondok pesantren Alkhairaat Kalumpang. Pengajian saat itu tak jauh berbeda dengan pengajian yang ada sekarang, yaitu membaca kitab-kitab yang kemudian dijelaskan kepada para murid dan masyarakat yang hadir. Uniknya, dalam  setiap kesempatan mengajar, Habib selalu membahas secara beruntun beberapa buah kitab dengan pokok bahasan yang beragam mulai dari kitab tauhid, fiqih, sejarah Rasul, etika, dan tasawuf.
Pada malam minggu kemarin, kitab yang dibahas adalah Insanul Kamil karangan Prof Dr. Sayid Muhammad Al Hasan bin Alwi Al Maliki Al Hasani, Kitab Manhaj Sawi karangan Habib Zain bin Smith, dan Kitab Al Mukhtar Min Kalam Al Akhyar karangan Prof Dr. Sayid Muhammad Al Hasan bin Alwi Al Maliki Al Hasani. Kedua pengarang kitab itu  merupakan guru dari Habib Abubakar bin Hasan Alattas Kitab Insanul Kamil sendiri dibaca oleh DR. Jafar Assagaf berisikan tentang Akhlaq Rasulullah. “Mukjizat para nabi yang ada, seluruhnya ada di Nabi Muhammad, namun mukjizat yang ada di diri Rasulullah saw., tak dimiliki oleh para nabi terdahulu,” ujar beliau. Jika Nabi Musa as, kata Habib, pingsan 40 hari lamanya hanya karena melihat Nur Allah, maka Nabi Muhammad bertemu langsung dengan Allah pada kejadian Isra Miraj. “Betapa mulianya derajat Rasulullah shalallahualihi wasalam, dan seharusnya kita mencintai Rasullah melebihi cinta  pada yang lain di muka bumi ini,” kata Habib Abubakar. Selain itu, kata Habib, orang yang mengenal dekat Nabi Muhammad, maka hati mereka lembut, karena hati Rasulullah sangat lembut.
Dalam Kitab Karangan Habib Zain bin Smith mengandung pengertian tentang pentingnya membaca kitab-kitab salaf (kitab karangan ulama-ulama masa awal Islam). Bila kitab-kitab ini pernah dibaca, maka perbedaan-perbedaan khilafiyah di kalangan umat yang tampak akan dapat dimaklumi. “Kalau ada yang shalat subuh tidak baca doa qunut, atau bila ada yang tidak tahlil jangan marah, karena mereka mempunyai dalil sendiri. Dalam kitab-kitab salaf ini semua dijelaskan, karenanya yang sering membaca kitab-kitab salaf tahu ceritanya,” jelas Habib.
Sedangkan pada Kitab Al Mukhtar Min Kalam Al Akhyar, meskipun baru muqadimah namun tersirat dalam kitab tersebut akan dibahas mengenail Ma’rifatullah atau Mengenal Allah. “Manusia akan mengenal Allah, jika hubungannya dengan sesama manusia terjalin dengan baik. Seseorang tak bisa dekat dan mengenal Allah, jika pada saat dia mempunyai kelebihan harta, dia tak membagikannya ke tetangga yang dilanda kesusahan,” jelas Habib.
Pengajian Habib Abubakar bin Hasan Alattas rencananya akan digelar setiap malam Minggu dan malam Kamis, serta pada Minggu malam diadakan pembacaan Maulid Diba selama 3 bulan ke depan. “Dalam waktu dekat ini, pengajian ini, juga akan digelar di Tidore,” terang Habib.




No comments:

Post a Comment